Apa saja yang Harus diperhatikan dalam Memenuhi Asupan Gizi Seimbang? dan Apa Akibatnya Apabila Asupan Gizi tidak Terpenuhi dengan Baik?
Tugas kuliah seperti laporan,
presentasi, maket, skripsi, dll merupakan salah satu kewajiban yang harus
dilaksanakan bagi mahasiswa. Dengan deadline tugas yang tiada henti kadang
membuat sebagian mahasiswa tentunya berfikiran bahwa tidak punya waktu yang
banyak untuk memasak atau membeli makanan diluar karena harus dimasak dulu
sehingga butuh waktu yang sedikit lama. Di jaman sekarang ini teknologi semakin
canggih dan banyak pelayanan delivery
makanan khususnya makanan cepat saji. Maka dari itu fast food lah yang menjadi pilihan bagi mahasiswa yang dilanda
kelaparan baik itu delivery ataupun
langsung ke tempatnya karena tidak perlu waktu lama untuk menunggu makanan siap
santap. Selain itu alternatif makanan yang bisa diolah dalam waktu yang sangat
singkat adalah mie instant.
Makanan instan atau makanan siap saji
sangat disukai oleh kalangan mahasiswa sebagai pengganti nasi. Salah satunya
adalah mie instant yang sekarang ini sangat populer dikalangan anak remaja
karena di jaman sekarang ini banyak cafe / restoran yang menyediakan mie
instant dengan berbagai topping /
tambahan lain agar lebih menarik. Selain dikenal karena praktis, mie instan
juga dikenal karena kandungan dari mienya sendiri maupun karbohidrat, protein
tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mienya sendiri maupun minyak sayur
dalam sachet (Kurnianingsih, 2007). Mahasiswa apalagi yang tinggal di kos,
apartement atau tidak tinggal dengan orang tua cenderung kurang
memperhatikan asupan makanan, umumnya
mahasiswa lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak, berenergi, gurih, dan
manis. Sementara makanan yang kaya akan serat diabaikan seperti sayur dan buah (Kurniasih dkk, 2010). Oleh sebab
itu pemenuhan gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
1.
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa
menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya metabolisme
basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energi akan
menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi berbeda-bebeeda bagi setiap
orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60
persen dari total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks
seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung, gandum dan hasil olahannya
seperti roti) dan umbi-umbian (kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk
karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan
energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).
3. Kebutuhan Protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen
atau dari kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia
dewasa digunakan untuk menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas
sehari-hari melalui urin, feses, kulit dan rambut, serta untuk mengganti
sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan
hilangnya kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis
bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat
meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama sebagai akibat dari
tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat dalam makanan hewani
Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan
nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
4. Kebutuhan Lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari
total kebutuhan energi. Konsumsi lemak pada usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu tanpa lemak (skim) serta
mengurangi santan dan goreng-gorengan (Almatsier dkk, 2013).
5. Kebutuhan Mineral
Beberapa contoh mineral yang perlu
diperhatikan adalah garam natrium, besi dan kalsium. Untuk garam natrium
terdapat pada garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Dalam penggunaannya
atau konsumsi garam natrium dibatasi 6 g per hari (2400 mg per hari). Perlu diketahui
bahwa AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah
tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan melalui
menstruasi. Sumber zat besi yang direkomendasikan adalah daging merah, hati,
kuning telur, sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu
tahu dan tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar
tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat mencegah
terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya kalsium yang dianjurkan
untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil olahannya (Almatsier dkk, 2013).
6. Kebutuhan Vitamin
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan
untuk dipakai sebagai standar dalam mencapai pemenuhan gizi yang optimal. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA) merupakan
kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5 persen)
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan
keadaan fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu (Amelia,
2014). Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 19-64
tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Jika
asupan gizi tidak terpenuhi dengan baik bisa menimbulkan beberapa efek yang
merugikan, misalnya kekurangan asupan kalori pada orang dewasa dapat
menimbulkan berbagai dampak yang buruk bagi tubuh seperti anemia, gondok, dan
kurang energy kronis. Anemia adalah kekurangan zat gizi, asam folat, vitamin
B12, dan protein. Gondok adalah kurangnya konsumsi yodium. Jika dalam jangka
panjang bisa menyebabkan tulang keropos (osteoporosis) yaitu kurangnya konsumsi
kalsium dalam jangka watu yang lama. Kurang energi kronis (KEK) yaitu
menurunnya nafsu makan yang berkepanjangan akan menyebabkan berat badan menurun
drastis.
Sebaliknya apabila dalam asupan makanan berlebihan atau tidak seimbang
dalam mengkonsumsi jumlah buah, sayur, mineral, karbohidrat, protein, lemak maka
akan dapat memicu kelebihan berat badan, apalagi jika aktivitas sehari-hari
berupa bekerja di kantor dengan posisi duduk (tidak aktif bergerak). Kelebihan
kalori nantinya juga akan disimpan, yang kemudian menjadi lemak yang berlebih
di dalam tubuh, sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang
sangat berbahaya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
S., dkk., 2011. Gizi Seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Amelia,
M.,Nurchayati., S & Elita., V. (2014). Analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien diabetes melitus
dalam menjalani diet. JOM PSIK vol. 1 No.2. Oktober 2014.
Depkes
RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kurnianingsih,
S. 2007. Hubungan Konsumsi Mie Instan dengan Tingkat kecukupan Gizi Dan Status
Gizi Pada Remaja (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Nganjuk). Skripsi. Surabaya:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Kurniasih,
dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Gramedia: Jakarta.
Ternyata gitu to :"
BalasHapusSelama ini saya ga terlalu merhatiin😌😌, makasii infonya😊
Bermanfaat banget
Aku kadang bingung tentang asupan gizi dan pengen tau gitu, makasih ya infonyaa.. bermanfaat banget..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya merasa dengan adanya postingan ini, dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya memperhatikan asupan gizi bagi tubuh, sedangkan saya juga seorang mahasiswa. sehingga saya bisa menerapkan apa yang sudah saya dapat di kampus dan yang sudah saya baca pada blog ini
BalasHapuswahh, terimakasih atas infonya, karena dapat menambah pengetahuan saya untuk asupan gizi sehari-hari, khususnya mahasiswa seperti saya.
BalasHapusSebagai mahasisea saya baru menyadari mengenai penting nya gizi bagi kehidupan.. Terimakasih banyak mulai sekarang saya akan lebih memperhatikan mengenai gizi yang baik
BalasHapusSebagai mahasiswa yang selalu memakan apapun yang saya inhinkan tanpa memerhatikan gizi yang terkandung didalamnya jadi mengerti tentang bahayanya, mungkin kedepannya saya akan mengurangi makanan-makanan yang kurang baik untuk kesehatan saya dana akan mulai memerhatikan apa yang akan saya konsumsi
BalasHapus